Indo Tambangraya Megah Tbk (kode saham ITMG) perusahaan pemasok batubara terkemuka Indonesia untuk pasar energi dunia. berdasarkan informasi resmi dari website pada tanggal 27 Oktober 2020 di https://www.itmg.co.id/id/investor-relation/investor-updates/read/announcement-for-distribution-of-interim-dividend-2020 akan membagikan dividen interim pada masa pandemi covid-19 pada november nanti sebesar Rp 307 (tiga ratus tujuh rupiah) per saham kepada pemegang saham dengan mekanisme sebagai berikut:
JADWAL PEMBAYARAN DIVIDEN TUNAI INTERIM
- Cum Dividen di Pasar Reguler and Negosiasi : 9 November 2020
- Ex Dividen di Pasar Reguler and Negosiasi : 10 November 2020
- Cum Dividen di Pasar Tunai : 11 November 2020
- Ex Dividen di Pasar Tunai : 12 November 2020
- Recording Date : 11 November 2020
- Tanggal Pembayaran Dividen : 24 November 2020
perlu diketahui secara teknikal analisis posisi harga saham ITMG saat ini berada di 8,125. harga tersebut ditutup di atas MA100 dan membentuk pola white opening marubozu yang merupakan sinyal bullish continuation, stochastic oversold dan MACD histogram divergence negatif. Target kenaikan harga pada level 8.200 kemudian 8.275 dengan support di level 8.050 cut loss jika break 7.975.
transaksi saham tentunya memiliki keuntungan, diataranya sebagai berikut:
1. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
2. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya.
Setiap transaksi yang terjadi sudah dipastikan terdapat resiko, seperti:
1. Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
2. Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.
Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.
Comments